Xi Jinping Sebut Pertanda Baik meski Covid di China ‘Meledak’ Lagi
Bandung, cuanonline.org — Presiden China Xi Jinping percaya ada sinyal baik meski rakyatnya kembali terjangkit virus Covid-19 dan muncul ledakan kasus di sejumlah daerah.
“Pencegahan dan pengendalian epidemi (covid-19) sedang memasuki fase baru. Semua orang bekerja dengan tegas dan secercah harapan ada tepat di depan kita,” kata Xi dalam pidato tahun baru yang disiarkan televisi, dikutip dari AFP, Minggu (1/1).

China mencabut kebijakan ketat nol-covid pada bulan lalu. Langkah tersebut berujung ‘ledakan’ kasus Covid-19 di negara itu. RS di China banjir pasien yang sebagian besar lansia hingga banyak apotek kehabisan obat demam.
Pada Sabtu (31/12), China melaporkan lebih dari 7.000 infeksi baru dan 1 kematian karena covid-19. Namun, angka tersebut dinilai tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Berbagai media asing, seperti CNN, Financial Times, dan Bloomberg bahkan menuliskan selama 20 hari pertama Desember 2022 setidaknya 250 juta penduduk China diduga terpapar covid-19.
Di lain sisi, pihak berwenang China mengumumkan rencana mengakhiri karantina wajib untuk mereka yang memasuki China, efektif per 8 Januari. China juga mengizinkan warga negaranya bepergian ke luar negeri.
Langkah tersebut sontak membuat khawatir negara-negara Eropa, termasuk Prancis dan Italia, serta Amerika Serikat dan Jepang. Mereka bakal mewajibkan hasil tes negatif dari penumpang yang datang dari China karena khawatir muncul varian corona baru.
Kanada pun bergabung ke dalam daftar negara yang menjaga ketat kedatangan turis China. Sementara itu, Maroko mengumumkan dengan tegas bahwa mereka melarang semua pelancong yang datang dari China.
“Dengan tidak adanya informasi komprehensif dari China, dapat dipahami bahwa negara-negara di seluruh dunia bertindak dengan cara yang mereka yakini dapat melindungi populasinya,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.
WHO mengumumkan telah bertemu dengan pejabat China untuk membahas wabah tersebut. Data tentang vaksinasi, khususnya bagi orang-orang rentan, termasuk mereka yang berusia di atas 60 tahun menjadi salah satu prioritas.
Sementara itu, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menawarkan bantuan ke China di tengah kenaikan kasus covid-19 di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Tsai berharap bantuan Taiwan bisa menjangkau lebih banyak orang China untuk keluar dari pandemi covid-19 serta menjalani tahun baru 2023 yang sehat dan aman.